2013/08/31

"Walk Away"

So over it!
The people do --> walk away
I don't like you and myself  today who like you more than enough. Can I just ask the God to take it back this? Seem..you don't need it so...me neither, don't you?
I need to get my productive time..pls.


*mengumpulkan semangat buat kerja referat

2013/08/30

Do You Have d' Key Words?

...d' key words ??
Ini hari kesekian menerima pesan yang sama dari seseorang. Dia sedang berusaha membuka pintu, mengetuknya lebih dulu, mengucapkan salam. Kami sudah mengenal lama, jadi mungkin sesi perkenalan akan dilewatkan begitu saja. Aku tahu dia telah melakukan ini berulang kali, dan aku menerimanya dengan cara yang sama untuk kesekian kali. Menjawab salam, memberikan senyum sopan, menyapanya dengan baik, menemaninya mengobrol hingga kami berdua terdiam karena kehabisan bahan. Itu semua terjadi di depan pintu. Aku tak juga menyilahkannya masuk. Maafkan...

Ini pertanyaan klise, berjuang atau diperjuangkan? Menghabiskan waktu menunggu dia yang bahkan tak memintaku menunggu, atau menjalani waktu dengan belajar menerima yang lain? 

Aishh..Aku tak tahu jawabnya. Tapi saat ini, ada aku yang berdiri di depan pintu, memandang seseorang yang baik pergi. 
Dia mungkin akan kembali, dan aku akan..... Entahlah!

Tapi hingga hari itu....apakah Kau akan memberiku satu alasan untuk tetap menunggumu? Heeee...that will make d' world easier than this.

*lagi kelaparan dgn jurnal yang menumpuk untuk dibaca

2013/08/22

"Just Leave...!!"

Just leave or stay..no other option
Seketika merindu, padahal langit malam masih muda. Mungkin bulan penuh mempengaruhi hati, mengirim kegilaan yang belingsatan dan tak tahu diri. Dirimu tak ada dalam daftar rindu malam ini. Aku mendepak mu kemarin. Mengemas semua pakaianmu dalam koper dan mengirimkannya dengan paket kilat. Ku titipkan pesan pada Pak Pos agar tidak mengembalikannya padaku jika tak menemukanmu. 

Tapi senja ini....menemukan mu kembali. Berdiri di sana, kesibukan yang serupa, pandangan yang tak berubah dengan koper yang sama. Pak Pos itu mengkhianatiku.

Tidakkah kau ingin pergi, jika tak pernah ingin tinggal? 


*menunggu nasi nanak..@aufklare = di larang membahas ini!,

2013/08/21

" Quitting time"

Hehehe...should i quit?
I have lost my focus, exhausted because the absurd things. Berbagai kehilangan dan tugas yang menumpuk. My life is so mess. I need to blame something for the low life in a lately day..and I blaming him. Yupp...dia yang berdiam di kepalaku, menghabiskan energi paling banyak. Tiap bertemu, rasanya ingin menarik rambutnya, menendang tulang keringnya, menginjak kakinya...apa saja untuk membalasnya.
I need to repair my self, and refresh my mind, lock him in a somewhere. So... Thank's for the unsecure feeling everytime.  I thought..i don't need it now, so I quit Hee..

*Before lock my self in a library...

2013/08/03

"Not Myself Today"

Not myself today

Seperti bermain trampolin, rasaku kadang melompat tinggi, melejit dan kembali jatuh dengan cepat, menapak dan melontar kembali. Jika kutemukan rantai, akan ku ikat kakiku, kuborgol agar tetap menjejak tanah. Rasanya ingin mengintip ke dalam pikirnya saat pandangan kami bertemu. Mungkin ada celah di antara irisnya yang dapat kudaki. Menelusup ke dalam dirinya, memunguti petunjuk dan merangkai satu cerita tentangku.

Aku mulai letih menebak, bosan mengira makna, suntuk menunggu akhir cerita. Mungkin sudah waktunya kembali pada "kita" yang dulu. Pada diriku yang tak melihatnya berbeda, tak mencari makna lain dari lakunya, tak menyadari hadirnya. Menghentikan hati sekarang atau nanti, apa mungkin akan mengubah "kita" ?

Aku membuatnya semakin serius, padahal dia mungkin sedang tidur nyenyak di sana, atau menikmati tawa bersama orang lain. Issshh..he becomes more annoying.

Hehehee...if I'm with my rasionality, I prefer not to be here. I will not stand in his line. Just want to be a good friend that he finds when he needs.
Better for me..





*menunggu subuh setelah melakukan hal bodoh..hee

2013/07/23

"Popcorn"

Untitled | via Tumblr
popcorn

"Sesuatu menggangguku, seperti ledakan popcorn yang tiba-tiba di dalam sini" sambil menunjuk dadanya.
"Siapa yang meledakkannya?" tanyaku
"Seorang teman.."
"Dia tau telah meledakkannya?"
"Entahlah..." dia mengangkat kedua bahunya, menggembungkan pipi dan menunduk.
Aku mengangguk, "Apa kita harus memberitahunya?"
Dia diam, menautkan alis, memandang ke langit, ke bawah. Aku menunggu.

"Jangan...kita siram saja biar popcornnya tidak meledak!!" ujarnya sambil menarikku pergi.


*tiba-tiba pengen nonton


2013/07/20

"Count on Me...! :)"

Try....count on me! Hee
Aku berceloteh banyak mengalahkan anak ayam jika bersamanya. Aku tak pernah tau dia mendengarkanku dengan baik atau tidak. Dia tak pernah menatapku saat aku bercerita. Dia selalu sibuk, memandang jauh ke depan, melihat sekeliling, menatap layar ponselnya, apa saja selain  padaku. Maka aku akan terus bercerita, terus bertanya tanpa peduli.
Biasanya dia akan menoleh padaku dengan kesal. 
"Kamu terlalu banyak bertanya..!" ujarnya dan aku pun diam dengan senyum tersembunyi. Bukan diam menyesal telah mengganggunya, tapi diam kepuasan telah membuatnya menyadariku.

"Heiii...Aku senang bertemu denganmu," Aku hanya ingin mengatakan ini sebenarnya. Heeeee

Aku terlalu sering merajuk seperti adik kecil yang meminta mainan, merengek seperti kekasih yang meminta diantar pulang. Dia kadang bergurau aku bisa menghalangi jodohnya. Terlalu sering berdiri di sampingnya bisa membuat orang salah paham.  Walaupun tak percaya, tapi rasanya bersalah juga. Mungkin nanti kuputuskan untuk diam saja. Seharusnya dibiarkan menempel seperti anak ayam yang mengikuti induknya saja sudah cukup....sepertinya.

Aku memikirkannya, tapi tak menemukan jalannya. Aku tak mungkin menjauh, tak bisa. Aku hanya memiliki mereka, hanya memilikinya.  Ada banyak lainnya, tapi yang lain bukan mereka. Aku akan terus mendekat, merengek, merajuk. Tapi sesekali aku akan belajar diam. Mungkin sesekali menghilang, jadi jangan mendorongku terlalu jauh. Itu...membuat sedih. :(

"Bersabarlah padaku beberapa saat lagi, hingga kutemukan rumahku!!"


*Huaaaa...ingin makan bubur Manado, traktir yakk...!! Heee...Terima kasih.


2013/06/24

"Call me...!!"

Magic | via Tumblr
pic
Setelah 32 jam terjaga bersama telepon, akhirnya bisa pulang ke kost an...

Sebulan terakhir saya memiliki kerjaan sampingan, semacam hal menunggui telpon, menjawab dan memberikan informasi. Sejenis "call centre" yang biasa kalian hubungi. kami biasanya membantu orang-orang yang mencari ruangan perawatan atau info tentang rumah sakit di Jakarta. Tidak begitu sulit sebenarnya, memasang intonasi seperti robot dan menyanyikan mantra, "Selamat siang, di sini Call centre Dinkes DKI..... dengan saya...., ada yang kami bisa bantu?". Saya akan mengulang mantra ini puluhan tiap harinya, hingga saya berpikir akan membuat rekaman saja dan memutarnya tiap kali menerima telepon. 

Tapi, diantara ribuan telepon yang masuk tiap harinya, 80 % diantaranya adalah telepon iseng. Saya pun baru tahu kalau di dunia ini ada profesi "Penelpon Iseng". Mereka beroperasi tak kenal jam, menelpon hanya untuk tertawa, menyanyi, marah-marah, meminta pulsa, menanyakan ini itu, mengajak kenalan. Mulai dari menerima telepon mereka dengan manis, meladeni seperlunya, mengancam akan melaporkan ke polisi, hingga mengangkatnya tanpa menyapa dan langsung memutus telepon tanpa membiarkan mereka bicara. Hehehee...maaf, tapi mereka kadang benar-benar menguras kesabaran.

Ini pekerjaan yang menarik menurutku, menyenangkan tapi mungkin aneh untuk teman-teman residenku. Saat saya jingkrak-jingkrak menceritakannya, mereka hanya melengos, tersenyum simpul, mengerutkan dahi, memicingkan mata. Mereka sepertinya menganggapku aneh. Yahhh..gajinya sih tidak seberapa, jauh malah dari seberapa yang mungkin saya terima  jika  mengambil jaga yang sebenarnya di klinik. Tapi ini bukan tentang duit (walaupun saya juga tak punya duit banyak heeee). Hidup itu tidak hanya dunia kita, ada banyak dunia, banyak pekerjaan, banyak manusia lain di luar sana. Ini seperti mencicipi makanan baru, membuat jejak, menulis bab tambahan...racikan bumbu hidup biar rasanya lebih ramai dan spicy seperti masakan padang. 

Berjalan hanya di satu jalur tidak pernah salah, tapi jangan lupa untuk menengok pemandangan di sekitar, kios di kiri-kanan, bangunan sepanjang jalan, ataupun membalas lambaian dari pejalan kaki di jalur sebelah. Setidaknya...kita akan punya stok cerita pengantar tidur yang banyak untuk anak-anak kita. :))


*Oh yaaa...pekerjaan penerjemah novel atau komik sepertinya seru, atau pengisi suara. Jika ada yang menawari dan mau mengajari caranya, saya bersedia, hehehhe

2013/06/12

Si Adek...Fighting!!

fiction | via Tumblr
Buat si Adek nih...
Si adek lagi galau. Kontrak kerjanya ternyata tidak diperpanjang lagi tahun ini. Ikut sedih karena Si adek berarti harus balik kampung, saya akan puasa sendiri, saya kehilangan teman nonton, saya sendiri lagi di Jakarta dan saya kehilangan salah satu sumber dana. (Upss..yg terakhir ini, off d' record sja!!!). 

Sebenarnya si adek sudah lama ingin berhenti, katanya ingin dapat pekerjaan yang lebih menantang. Belum lagi ada sedikit masalah dengan bos nya. Kami berspekulasi, ini penyebab kontraknya tidak diperpanjang. 

Jadi si adek masih training di satu perusahaan, dan di tempatkan di kantor cabang untuk pelatihan. Kepala kantor cabangnya ternyata orang yang berpikiran picik, tak ingin menerima kritikan dan masukan, dan menutup semua akses informasi. Kami berdua tertawa bila membahas bosnya tersebut, bagaimana bisa seseorang yang lebih tua, dengan pengalaman kerja yang banyak tapi tidak punya sifat mengayomi dan pikiran terbuka. 
Tapi kami memutuskan tidak berburuk sangka. Mungkin saja Tuhan ingin memberikan pekerjaan yang lebih baik, atau si adek harus kembali untuk menemani orang tua. Si adek anak bungsu, jadi selalu ingat rumah dan diingat orang rumah. (hehehe..agak manja nih si adek..)
Si adek.....hikss, dah mau pergi :(

Si adek yang mengaku murid Ust, Yusuf  Mansyur menghadapi masalahnya dengan tenang. Berusaha tetap percaya kalau semua akan baik saja. Si adek sepertinya jadi semakin dewasa. ( Hakhahahhaha..peluk si adek :))

Mudah-mudahan si adek dapat pekerjaan yang lebih keren. Fightiiiinngggg !!!

NB : kata si adek kaki nyamuk saya bagus, hakhahhahaha :)

2013/06/10

"HBDI 2013"

Bersama adik kelas dr. Ardiansyah
Lihat PIN di baju saya, isinya pesan2 kesehatan 
Kemarin....tgl 20 Mei, Ikatan Dokter Indonesia (IDI)  mengadakan rangkaian Hari Bakti Dokter Indonesia. Acaranya dilakukan di berbagai tempat, dimulai dari penanaman seribu pohon, aksi di bundaran HI dengan membagikan pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam bentuk PIN, dan puncak acara adalah Dialog Kebangsaan di Gedung Stovia Jakarta.

Saya hanya mengikuti acara mereka di Bundaran HI, maklum anak sekolah susah kabur. Hehehe...

Bersama dr. Marsaban, dan I'ah...fokusnya ma benderanya yak :)                                   
Ini mungkin hanya hal yang bersifat insidentil yang dilakukan oleh para dokter atau teman sejawat saya. Tapi,  saya duga ini cukup untuk menunjukkan eksistensi dan mungkin sebagai perenungan akan kondisi bangsa dan langkah selanjutnya. Hal kecil tidak selalu berarti maknanya pun kecil kan? heeehehe


*Maap, Laptop saya lemotnya bukan main, jadi saya hanya mengunggah dua foto, yang ada diri saya hehehhehe

"..Yakin Masih Ingin Jadi Dokter??"

Foto_12217_f34fe44341251a2208e4952e0f0e5462_jpg_large
My fav doctor's profile

Selalu ada saat saya benar-benar tidak ingin menjadi dokter. Saat harus menangisi seorang pasien, saat sistem pendidikannya terasa tak adil, saat senior begitu menjengkelkan, dan saat harus menghadapi ujian. Ini semua selalu membuat saya ingin melompat dari jendela. (Hanya memikirkannya saja…hehehe). 

Saya sering mengatakan kalau punya anak nanti,  mereka tidak akan pernah saya sarankan untuk menjadi dokter. Ini profesi yang terlalu berat jika dijalani dengan benar, atau dipikirkan dengan seksama. Bukan sekedar memakai jas putih, menenteng stetoskop, berkoar-koar menasehati pasien, menulis resep. Filosofi dibaliknya lebih dalam sebenarnya dibandingkan hal-hal teknis tersebut.

Kemarin saya mendapat shift jaga di rumah sakit, ini salah satu bagian dari pendidikan dan pengabdian tentunya. Salah satu pasien yang saya terima tiba-tiba memburuk di malam hari. Tak ada satu pun keluarga yang menjaga saat itu. Kondisinya sebenarnya sudah membaik saat saya pertukaran jaga. Saya sudah menangani kegawat daruratannya saat itu berdasarkan gejala yang saya temukan dan pengetahuan saya.  Hanya saja sampai saat saya off, saya masih belum dapat menemukan alasan mengapa kondisinya tiba-tiba memburuk. Kita semua tahu, segala hal yang terjadi di tubuh kita, adalah rangkaian reaksi yang saling terhubung, dan mengetahuinya membuat kita dapat memahami sebuah gejala dan menemukan cara mengatasinya. Tim jaga saya yang lain pun tak dapat memberikan jawaban. Mungkin karena kami masih membutuhkan bukti-bukti yang lain, seperti hasil lab dan sebagainya, atau ada hal yang luput dari perhatian kami. Disinilah doa bekerja. 

Sehari kemudian, saya baru tahu kalau pasien tersebut meninggal. Kondisinya sempat membaik, dan tim jaga setelah saya sudah menemukan penyebab sebenarnya, penanganan yang seharusnya pun sudah dilakukan. Tapi, kembali lagi kalau ajal adalah takdir yang sudah ditetapkan. Pasiennya mengalami aspirasi makanan, saat itu kemungkinan makanan yang dia makan masuk ke dalam saluran pernapasan, menyumbat di sana dan dengan segera membuatnya tak bisa bernapas. Hal ini memang dapat mematikan dalam sekejap.

Saya menjadi marah pada keluarga yang memberinya makanan, marah pada pasiennya yang merokok 10 bungkus/hari, marah pada tim jaga saya, marah pada diri saya sendiri, marah pada pengetahuan dan pengalaman saya yang sepertinya belum cukup untuk menyelamatkannya, dan seandainya dibolehkan, saya pun akan marah pada Tuhan yang tidak memberi petunjuknya saat itu, yang tidak menjaga pasiennya. Ini hal yang sanagt bodoh sebenarnya, tapi saya benar-benar marah dan depresi untuk beberapa hari.

Large
He said.."everybody lies"
Saya ingin mengatakan pada masyarakat, jangan menganggap kami terlalu berlebihan, kami pun hanya manusia biasa. Dokter adalah sebuah profesi. Kami hanyalah perpanjangan tangan dari Pencipta. Bekerja samalah dengan menjaga hidup kalian dengan lebih baik dan banyaklah berdoa. 
Saya meyakini sesuatu, jika seorang dokter benar-benar memahami profesinya, dan tidak memiliki mental yang kuat, maka dia pasti akan menjadi gila. Saya sepertinya….sedang menuju ke sana. Heeee

*Saya minta maaf dan berdoa untukmu…L



2013/06/02

"Cerita di Bis Kota"

Large
pic
Saya tidak menguping tapi mereka yang bercerita dengan suara keras. Dua perempuan di bis, mereka duduk  tepat di belakang saya. Dari pakaian dan cara bertutur, saya menebak mereka ibu muda, pekerjaan mengurus rumah, pendidikan mungkin SMA. Perjalanan biasanya 45 menit sampai 1 jam, dan untungnya saat saya harus turun, cerita mereka pun telah mendekati akhir. Bayangkan, mereka tak pernah diam, berceloteh seperti anak ayam, tak peduli dengan penumpang lain, suara pengamen ataupun penjaja makanan. Perempuan yang satu sepertinya memiliki masalah di rumah, suaminya dicurigai selingkuh. Dia meradang, menyangsikan penyangkalan suaminya, tapi  bersedia memaafkan dengan alasan tiga anak mereka, masih sayang, dan tak ada bukti nyata tentang perselingkuhan itu. Perempuan temannya menjadi pendengar yang baik, dan sesekali menimpali. Mereka lalu menyimpulkan kalau istri harus selalu waspada, karena suami bisa berselingkuh setiap saat. Heee...

Sepanjang jalan, saya tidak bisa menahan senyum. Bukan menertawai ceritanya atau tingkah mereka, saya hanya menikmati fenomena, keadaan atau apalah namanya. Hal kecil yang ada di tengah rutinitas. Jika kalian perhatikan, penumpang di angkutan umum adalah individu yang sibuk dengan dunianya, pikirannya. Mereka menggunakan earphone untuk menutup pintu yang menghubungkan mereka dengan dunia. Mungkin karena mereka tak saling mengenal, dan semua orang terlalu letih untuk bersusah mencari kenalan. Tapi bukankah kita semua dapat berkenalan melalui mata, berkomunikasi dengan senyum. Setidaknya, perjalanan akan sedikit lebih hidup.

Saya jadi senang mengamati, mendengar mereka yang mengobrol. Sekali lagi, saya tidak menguping. Ini seperti mendengar sandiwara di radio. Saat saya di sebuah mikrolet, tiga anak SD ikut menjadi penumpang, Dua perempuan, satu laki. Mereka mungkin kelas 2 atau 3 SD. Bayangkan keriuhan anak kecil. Mereka berdebat tentang tempat ngaji siapa yang paling murah, belajar bersama di rumah siapa, siapa yang pintar berhitung. Ada satu waktu, mereka tiba-tiba diam, kemudian saling berbisik bertiga. Karena mereka duduk berhadapan, mereka saling mencondongkan badan ke depan, seolah merundingkan sesuatu dan kembali ke posisi semula sambil curi-curi melirik ke anak perempuan dalam angkutan yang memakai seragam SMA. Mereka melakukannya dengan terang-terangan dan tawa saya hampir meledak. Anak SMA itu hanya bisa merengut lalu membuang muka ke arah jendela.  Saya tak mendengar apa yang mereka rundingkan. Saya menebak, mereka mungkin mengenali asal SMA perempuan itu, dan mengungkapkannya dengan cara yang sangat polos. Hahahahaha..
Large
pic
Ada banyak hal yang menarik di sekitar kita jika kita membuka mata lebih lebar. Hal-hal kecil dapat menjadi hiburan sederhana dan membuat hidup lebih terasa. Seperti terhubung dengan dunia...so leave your earphone for a while and hear the song of life .


*..di kamar dgn tumpukan jurnal yg belum di baca :(

2013/05/27

" Not Pill..just My Hug!!"

Sleeping-pills_large
pic
Dia mencukupkan sedihnya hanya dua hari, setidaknya dia bertekad. Setelah seharian hanya duduk menatap dengan pandangan kosong, membiarkan pikirannya tersesat entah di mana. Dia bahkan mencari pil tidur dan menyesal tak pernah menyimpannya satu. Aku tak dapat memaksanya beranjak, karena dia tak sedang hidup. 
Kemarin, Aku pikir dia mulai gila. Menangis sambil tertawa, tiba-tiba diam lalu menangis lagi. Aku hanya bisa menyeretnya ke tempat tidur, mungkin lebih baik bila dia terlelap, baik untuknya dan untukku. Tapi bukan dengkuran yang terdengar, malah isakan di bawah bantal. Ini mungkin tak bijak, tapi Aku harus membuatnya tidur. Ada gunanya banyak tahu tentang obat-obatan di kondisi seperti ini. Obat alergi yang banyak di kamarnya, salah satunya memiliki efek sedasi. Maka ku berikan padanya..dan Dia tertidur.

Pagi ini, Aku menunggunya terbangun. Berharap dia kembali di pusaran yang benar....5 menit berlalu, menyusul 15 menit, hampir setengah jam dan Dia tak juga bergerak. Aku panik, mengguncang tubuhnya dan memanggil namanya kencang. Dia menggeliat, seketika memelukku erat.
"Aku lapar.." katanya.
Kami tertawa bersama. Kedua matanya sembab seperti mata kodok, tapi dia tersenyum. 
"Apa yang membuat mu gila, kemarin?" tanyaku.
"Aku patah hati..!!" dia mengangkat bahu. Anak ini tak pernah kapok. Kisah yang sama dengan akhir yang sama. 
"Aku sepertinya akan menyimpan obat tidur di kamar ini," ujarnya sambil berjalan ke kamar mandi.


"Aku takut tak dapat membangunkan mu....jika masih ada lain kali." Ku ucapkan dalam hati, diam.

*...you just need my HUG, and you'll be okay!!

2013/05/26

"Hidup itu --> Mengalir seperti Air!!"

Large
pic
"Bergeraklah bersama alam, mengalir seperti air." 
Dia mengatakannnya padaku di suatu malam saat mengetahui Aku menangisinya. Menjadi seperti air...mengikuti arus, menyesuaikan kecepatan, tidak mencoba melawan pola yang ada. Air selalu menuju muara, berpindah dengan tarikan gravitasi yang merupakan hukum alam untuknya.  Air hanya mengetahui satu ketetapan yaitu dimanapun dia berada, dia harus kembali ke muara. Tak ada koordinat pasti dimana perjalanan akan berakhir. 
Air memahami bahwa petunjuk selalu ada di titik terendah yang dapat dicapainya. Jika dia tak lagi mengalir, maka itulah muara, rumah tempat dia harus pulang. Aku seketika yakin air adalah makhluk yang sangat sederhana, penuh kesabaran dan rendah hati dalam perjalanannya. Dia tak memaksakan diri, maka dia cukup menelusup di celah bebatuan, mengembun di dedaunan, menetes di bebatuan. Dia pun dapat membobol pegunungan. Bukan karena kemarahan, tapi  hanya bergerak dalam kesederhanaan tujuan yang ternyata menjadi kekuatan terbesarnya. Tuhan menciptakan sunnatullah untuk makhluknya, ketetapan yang harus dijalani dan itulah semesta. Maka tak akan ada hal yang buruk jika kita bergerak bersama semesta.

Dia bersama alam, katanya. Maka Aku tak punya alasan untuk bersedih.

Apakah telah benar memahami pesannya, Aku tak tahu. Bagiku, manusia adalah kerumitan. Kita memiliki hati yang terus bergerak, kadang menuju cahaya ataupun malah bersembunyi darinya. Itu mengapa kita adalah makhluk tertinggi, karena Tuhan tahu betapa sulitnya menjadi manusia yang benar. Kesadaran akan hidup, membuat kita berjuang setiap waktu. 
Sifat "wahmi" yang diberikan Tuhan menghidupkan segalanya di semesta. Aku sering berpikir, mencintai adalah hal yang sangat merepotkan. Terlalu mencintai akan memberimu kebahagiaan, tapi juga kesedihan. Ketakutan jika dia meninggalkanmu. Jika dapat, maka Kau akan memilih mengikatnya bersamamu agar dapat mengawasinya setiap saat. Kehilangan dia atau mereka yang dicintai, adalah hal yang paling buruk. Aku sering terbangun tengah malam, dan menangis hanya karena mengingat suatu hari orang tua, saudara, keluarga, dia, mereka, Aku dan Kau akan pergi. Seperti yang dia katakan, "tak ada pesta yang tak berakhir." Itu konsekuensi dari mencintai, kesedihan mendalam saat kehilangannya, dan kesadaran bahwa itu adalah kepastian. 
Large
pic
Aku sering penasaran mengapa manusia membunuh dirinya, tidak mencintai hidup. Apakah mereka telah melalui kontemplasi yang mengantarkan kesadaran bahwa Life is Suck!!! ?? Yahh..sometimes, we feel that too. Tapi, keteraturan adalah hal yang membosankan, kita butuh sedikit gila, sedikit rumit. Apapun badainya di malam hari, kita hanya perlu bertahan karena pagi pasti akan datang dan semuanya berakhir. berganti cerah. Walaupun badai yang lain akan segera tiba. Kita cukup bertahan lagi, begitu seterusnya. Jika bosan bertahan, maka hiduplah bersama badainya, tapi jangan sampai mati. Lagipula mereka mungkin lupa, semengerikannya hidup ini, hidup setelah mati sepertinya lebih mengerikan lagi. 

"Ini akan berakhir, suatu hari. Tentunya dengan akhir yang baik karena Aku bersama alam." 
Aku tersenyum saat mendengarnya. Dia sepertinya bukan memberitahuku, tapi lebih meyakinkan diri sendiri. Aku sedih karena dia berada dalam kerumitan yang ada. Berdoa dan berharap, semua akan berjalan seperti apa yang diyakininya. Bukankah Tuhan menghakimi berdasarkan apa yang kita yakini, karena perjalanan keyakinan itu pun adalah gerak Ketuhanan?

Aku telah belajar tentang air darinya. Tapi Aku juga meyakini, seperti avatar...manusia adalah alam itu sendiri, maka kita memiliki sifat air, angin, api dan tanah. Mungkin lain kali, kita harus mempelajari unsur yang lain, biar hidup ini  terasa lebih mudah. 
Hidup adalah bergerak mengalir dan belajar....terus belajar menjadi benar . :))

*..."Tolong, jangan menkuatirkanku, karena Aku akan lebih kuatir karenanya!" Heee


2013/05/23

"Always rush..always late too !!"

Large
pic from here                    


Satu setengah bulan ini, saya dititipkan di tetangga. Kalau biasanya hanya bergelantungan antara alveoli, sekarang saya berdiam di bilik-bilik Jantung untuk sementara waktu. Heee..singkatnya, saya lagi stase (baca: tugas) di RS Harapan Kita, pusat rujukan nasional untuk penyakit jantung. Stase luar (baca : selain RS Persahabatan) pastinya selalu menyenangkan. Suasana baru, teman baru dan kesempatan kabur selama jam sekolah. Tapi bukan itu...ada hal lain yang lebih menarik.

Kami diharuskan masuk pukul 7 pagi, yang berarti saya harus meninggalkan kost-an di Rawa Mangun sebelum pukul 6 pagi karena jarak RS Harkit sangat jauh. Saya sebenarnya menyukai udara pagi di atas metro mini, menyaksikan semua ketergesaan dari jendela, dan menjadi satu diantaranya. Jakarta menggeliat bangun dengan semua kebisingan dan riuh pagi, itu menyegarkan. 
Hanya saja, untuk tiba di RS Harkit saya masih harus naik Bis 213 arah Grogol. Kalau kalian pernah naik bis itu, kalian pasti dapat membayangkan kegilaan yang saya alami. Bis itu tak pernah sepi di pagi hari, selalu penuh dalam artian semua bangku terisi, dan penumpang yang berdiri di tengahnya bisa sampai 3 baris, belum lagi yang berdesak di pintu belakang. Saya merasa seperti ikan asin yang ditumpuk dalam keranjang, atau korban human trafficking yang akan di jual keluar negeri, imigran gelap yang coba diselundupkan. Kami dipaksa berjejalan, saling menempel, bertukar aroma tubuh yang tak lagi beraroma. Lebih gilanya lagi, bahkan dengan tumpukan manusia yang melebihi kapasitas, supir bisnya tetap menyupir seolah dikejar setan, seolah dalam lintasan balap F1, seolah dia Don Toretto di Fast & Furious. Saya yakin dia menyangka kami semua ayam yang harus segera diantar ke pasar untuk di potong. Mungkin dia bermaksud baik, agar kami cepat sampai di tujuan, tapi dia lupa kalau dia pun bisa mengantarkan kami dengan cepat ke kubur. 

Kalian tau, bis dan metro mini tidak pernah benar-benar berhenti saat menurunkan penumpang? Kondekturnya akan berteriak "YAHHHH, KAKI KIRIIII..KAKI KIRIII!!" Itu untuk mencegah kita jatuh, karena mereka hanya melambatkan kendaraannya. Mereka bahkan tak perduli menurunkan atau menaikkan pennumpang di tengah jalan ataupun di pinggir jalan. Kemarin, seorang teman tiba-tiba mengajak berlari mengejar Bis 213 yang hanya melambatkan lajunya di tengah jalan. Kami mencari celah di antara mobil yang melaju, seperti remaja depresi yang ingin bunuh diri dan kematiannya menjadi sensasi. Rasanya  harus punya tujuh nyawa seperti kucing. Harus selincah belut, sewaspada nyamuk karena Bis 213 juga memiliki rekor "copet" dan " tukang palak". Lengkaplah kesan kota metropolitan darinya.

Saya mencoba melihatnya dari sudut yang menyenangkan. Kalau ini bukan hal yang buruk. Pengalaman yang seru, menganggapnya petualangan, cerita-cerita baru dalam perjalanan hidup. Pastinya saya beruntung mengalami semuanya, termasuk kejadian hari ini. 

Saya mencoba jalur baru untuk balik ke Rawa Mangun. Karena tidak ingin mengejar bis dan kepanasan, saya memilih jalur TransJakarta dari Grogol ke Pulo Gadung, dan dari sana tinggal ganti angkutan sekali untuk ke Rawa Mangun. Sebenarnya semua terkendali sampai saat saya ketiduran dan terbangun tiba-tiba,  tak berpikir panjang turun dari bis TransJakarta yang kebetulan lagi singgah di salah satu halte. Saat busnya pergi, baru tersadar telah salah turun, halte yang saya tuju ternyata masih berada di depan. Akhirnya, saya berdiri bengong di pinggir jalan yang entah di mana, berusaha mengenali petunjuk dari angkutan yang lewat.  Saya mencoba naik angkutan dengan tulisan Kampung Melayu, berharap mendapatkan petunjuk dari jalur yang akan dilaluinya. Tapi sampai setengah jalan, saya yakin tidak mengenali apapun dan memutuskan untuk turun mencari taksi. Niat menghemat, malah jadi bankrut. Apes...!!

Ini bukan pertama kali saya kehilangan arah. Terdampar di daerah antah berantah hanya karena tertidur, salah naik angkot, lupa harus ke kiri atau ke kanan. Saya buruk dalam hal mengenali arah. Tapi semuanya terasa menggelikan sejauh ini, saya cukup menikmati dan cukup terhibur. Bukankah, kita harus tersesat dulu agar tahu jalan yang benar? Heeeehe
Bareng Mba Astri (lg stase Anak RSCM) dan Mba Nila (yg ngambil foto),
nunggu di Poke Sushi sebelum nonton The Great Gatsby @Blitz GI 
Saya masih akan sebulan lagi di RS Harapan Kita. Bukan hanya belajar tentang Jantung, saya belajar mengenai arah, mencari jalan, mengunjungi tempat baru. Bahkan lebih dalam lagi, saya belajar tentang hidup dari mereka yang beriringan ataupun beririsan setiap harinya.

In this town, we always rush...and seems always late too. You can see from the face of people in a road, include...me. :)) 


*...lagi merindukan rumah :(




2013/05/19

"Hari Asma 2013 - RS Persahabatan"

Residen Paru FKUI

Perayaan Hari Asma Sedunia 2013 dipusatkan di RS Persahabatan dengan puncak acara “ Senam Asma Massal “ yang dihadiri seluruh Komunitas Asma di Jakarta.

...ntar lagi jadi "Pulmonologist":))
Pagi itu langit memercikkan rintik yang tampaknya enggan berhenti tapi tidak mengalahkan semangat kami, khususnya Ibu, Bapak dan Para Lansia. Mereka tetap menunggu, menikmati rangkaian acara hingga langit berhenti menyirami, membiarkan kami Senam Asma tanpa basah kuyup. Heeehe
Hari Asma 2012 @Senayan

Hujan berganti mendung akhirnya.....dan Selamat Hari Asma Sedunia untuk kita. JJ


*" Senam Asma " will improve your quality life. 
    Join with us every Sunday Morning 06:00 PM at RS Persahabatan.

2013/05/15

"Coffee Morning"



I realize one thing this morning, coffee in early morning make me wake up all day. 

pic frome here


I always sleepy actually, always yawn in a class, hungry too.

I thought, my brain lack of oxygen so make me lack of interest to anything, make me bored. May due to I forget my breakfast. My body doesn't get the glucose that they need to produce the energy. Another reason is may I have OSA (Obstructive Sleep Apnea) so my body doesn't get  more serotonin at night, ruin my circadian cycle. I don't know...may I just need fall in love, heeeehe....


But...now I find the solution,I just need caffeine, a can of cold coffee latte and I will cheer up all day long.
For short time..that is really help. :))

2013/05/14

No School= No Stress

pic from here
Sepertinya sebulan ini akan sibuk, mulai dari naskah kabaret yang tak kunjung selesai, judul Referat II yang belum juga ada sampai harus membuat  penelitian dalam waktu sebulan ini, untuk diikutkan Pertemuan Ilmiah Respirasi di Jepang.

Rasanya mau kabur saja, melarikan diri ke kolong ranjang, menelungkup diam di sana.
Tapi hidup..yahhh, ini.
Kadang cukup berjalan, loncat sedikit, berguling, merayap kalau perlu, atau berjongkok sementara waktu sebelum kembali berlari. Jadi, kunikmati stres yang menusuk-nusuk kepala, menghantam dengan Godam Raja Thor, memecah otak dan membuatnya jadi bubur. (Penggambarannya berlebihan heehehe)

Masalah itu hal biasa kata Ibu, kita cukup menyelesaikannya dan dia akan segera berlalu.
Fighting..!!!


*....lg ngobrol di Poli Asma

2013/05/13

"Clinomania - excessive desire to stay in bed"

pic from here
Perempuan itu memilih tidur, selalu...tiap segalanya berubah meletihkan. Bukan hanya raga, tapi rasa dan pikir pun letih. Jika hanya raga yang letih, dia cukup diam menarik napas perlahan, memesan segelas teh manis, segelas jus Alpukat, sepiring Ayam lalapan ditambah semangkuk bakso tanpa mie atau bihun. Bagi perempuan itu, letih raga sama dengan lapar,obatnya makan banyak.
Tapi kali ini, rasa dan pikirnya letih dan dia ingin berbaring, menutup mata, memeluk lelap hingga mimpi tak berani mendatanginya.

Pukul 00:00
Terbangun, layar ponsel menunjukkan "9 panggilan tak terjawab". Perempuan itu menguap, kembali tertidur. 

- Segala tentang mu menyenangkan, tapi terlalu sering meletihkan -
*message delivered


#pagi di kost-an, menunggu waktu ke sekolah



2013/04/13

"Janji pun cukup...Tuan!!"

pic from here
Seseorang mengatakan padaku kalau hadirnya adalah konkrit, jelas terlihat tanpa ragu. Selalu bersamaku, setidaknya dia berusaha bersamaku, hadir dan menunjukkan diri semampunya. Aku sangat takut mempercayainya, bahkan berusaha tidak meyakininya. Semesta tahu dia tak bisa melakukannya. Setiap sikap, gerak, letak memiliki konsep yang mengikatnya, mengikutkan sebuah tanggung jawab dan dunia belum membuat definisi yang tepat untuknya.

Aku merasa bersalah, karena selalu mendorongnya pergi. Menyangkal limpahan rasanya, mengabaikan emosinya. Ahhh...Aku tak ada pilihan. Tuan...kau tau, mengakuimu adalah hal yang paling kuinginkan, tapi hidup tak hanya tentang kita.

Kemarin, Aku benar mengharap dering darinya. Aku memintanya menyelamatkanku, dan dia tak datang, Aku tetap terbunuh. Heeehehe...akhir yang selalu sama dan mudah terbaca. Tapi Aku tahu satu hal, dia hanya tak bisa datang bukannya tak mau. Jangan salah paham, ini bukan keluhan ataupun cerita sedih, karena Aku menyadari sesuatu.

Percaya bahwa seseorang selalu ada bahkan hanya sebuah janji, ternyata cukup menenangkan hati. Heee..


*Tuan... jangan lupa mendefinisikan dirimu!

2013/03/22

"Calling at night..Kekasih atau Pasien??"

Pic from here
Jika seseorang menelponku tengah malam buta, saat mata harusnya terkatup di ranjang, Aku akan menerimanya dengan sejuta tanya. Siapa, apa, mengapa? Kebiasaan menjaga kKinik 24 jam membuat pola pikir menjadi waspada untuk sapaan di malam hari. Mungkin jika ada kekasih, Aku tak perlu menduga terlalu jauh. Toh....siapa lagi yang akan menelponku selain dia dan pasien. :)

Malam ini, telpon ku berdering, dari dia yang harusnya sudah terlelap bersama yang lainnya di rumah. Aku benar berharap bukan kabar buruk. Dia mulai menyapa, bercerita terlalu riang untuk suasana malam, sesekali tertawa tanpa ada lelucon, seperti orang yang jatuh cinta atau menang undian duit segudang. Kupikir Aku salah orang, mungkin saja bukan dia yang kukenal, dia yang memiliki intonasi datar berwibawa, penuh gumaman dan kantuk kebosanan. Aku seketika mencari jati diri suara yang sepertinya kukenali tapi tetap meragukan, menelusuri aksen miliknya, menelisik tawanya, menggali ceritanya.

Aku iri dengan keriangan itu, saat Aku menderita insomnia sebagai penanda kebosanan hidup. (Aku menduganya, bukan bermaksud tidak bersyukur, hanya sepertinya ada yang salah dengan siklus semesta). Sesuatu membuatnya senang dan pikirku bertanya seberapa penting untuknya bercerita padaku di  malam buta, yang munngkin berarti Aku cukup bermakna untuknya. Karenanya Aku berubah penting malam ini dan ternyata menyenangkan mengetahuinya walau Aku membuat preposisi kesimpulan sendiri tanpa kalirifikasi.

Kukira tak apa bila dia melakukannya lagi suatu hari (berharap saat itu Aku masih terjaga), sekedar bercerita dan berbagi tawa. Hanya saja, Aku bisa saja salah paham padanya. Bukankah hanya kekasih dan pasien yang biasanya menelpon di jam tidur?? 
.....dan dia, agak sulit untuk keduanya. Heeee...


*sleep tight this night.

2013/03/19

"Pagi....!!!"

pic from here
Menyukai udara dingin yang menyerbu ke dalam kamar di subuh hari saat pintu terbuka. Lampu kamar kost yang kumatikan, siaran radio pagi yang mencecap tak henti, bising kendaraan dan cicit burung yang meninggalkan sarang, laptop yang menyala, sarapan pagi ala kadar (kentang goreng + telur mata sapi + jus jeruk). 

Ini melenakan...terlalu syahdu untuk memaksaku mandi pagi, ke sekolah, dan menemukan kekasih. 
Heheehhee...Aku telanjur cinta pada pagi.



*selasa pagi, pukul 06:00, mencoba mengingat mimpi semalam


2013/03/14

"Tulisan untukmu sore ini"

Hari ini dipenuhi senyum yang terus bergerak bersamaku. Bukan hal yang kuimpikan tapi menemukannya seperti kisah cinta yang membuatmu ikut terhanyut dalam gelombang alur yang membabi buta. Dia di sini, menepuk bahu, menawarkan genggaman, merengkuh dengan tatapan. Aishh...masih saja, menegur atau membiarkannya tak akan merubah apapun. Toh, dia jarang mendengarku, dia kembali mencintai rokok. Apa dia menggantiku dengan sebungkus rokok?? Dasaarr...mungkin benar bahwa pria tak pernah bertambah dewasa, mereka hanya menua. Heee

Yahh...kami bertemu kembali. Pikirku berubah pikuk, menimbang dan mengukur salah benar dari laku. Aku tak menemukan perbandingan yang tepat jadi Aku meninggalkan keramaian di kepalaku, menikmati malam kami di tenda luar J.co. (Lagi-lagi Aku mengalah dengan rokok yang sedang mencuri hatinya).

Kukira, ini hanya obrolan singkat, pertemuan yang menyenangkan. Apapun yang menyelinap di hati, membunyikan lonceng atau memukul gong di dalam sana, akan tersimpan tanpa kata. Sedikit kebijakan dari keabsurdan bahasa tubuh yang menggelisah. Berharap tidak menyisakan sakit, resah atau pertengkaran yang menyedihkan. Kita semua harus bahagia kan, terutama untuknya yang selalu menunggu mu. Sampaikan padanya, Aku menyayanginya.


*terima kasih u sepatunya, kau melihat Aku memeluk mu kan?^-^


2013/02/05

Friends are for...!

Saya mencintai kalian, sangat...sangat...sangat cintaaaaa, hehehehe
PPDS Pulmonologi Jan 2011 bersama Prof. dr.Faisal Yunus PhD, Sp.P (K)
Ruang Konferensi tercinta
Heee, terdengar konyol tapi sangat ingin mengatakannya. Kalian luar biasa, terima kasih.
Tanpa kalian, sepi nihhh per-PPDS-an hehehe

 Luv u guys...Peluk semuanyaaaaaaa..^-^


*Poli Asma, sambil nunggu pasien ^_^

2013/01/25

"Jodoh...mumeett!!??"

Januari hampir berakhir tapi Aku belum menyusun mimpi tahun ini. Membuat "list have to do" seperti menyimpul doa dan harap. Mungkin tak semuanya terkabul, tapi setidaknya telah kuminta. Heee
Ada satu harap yang menjadi doa orang yang menyayangiku "menikah". Memikirkannya membuat gila, membiarkannya begitu saja juga sama gilanya. Perjodohan, perkenalan....semuanya berubah horor.
Apa hanya Aku yah yang kesusahan seperti ini? Heran...!!! Masalah ini serumit kabel PLN di perkampungan kumuh, kusut masai, melilit sana sini, membahayakan jiwa.

Jika membiarkanku menemukannya sendiri, apa tidak mungkin? Kata seorang teman, semua tawaran perjodohan adalah rejeki, menolaknya berarti tidak bersyukur. Maka, disinilah Aku menerima semua tawaran perjodohan. Mengangguk, menerima, dan menjalani.
Fiuhhhh....berharap menemukan jalan keluar. :))


*di Poli Asma, nungguin pasien

2013/01/10

" Rhinitis kambuh..!!"

"...lg sesak yah?"
" Pilek berat? Dah minum obat?"
" Kok bisa kambuh?"
Hanya dirimu yang sesibuk ibuku jika rhinitis ku kambuh. "Kau menyukaiku yah?"pernah kutanyakan padamu. Kau tertawa, menghela tapi tetap mencerca.

Saat alergi ku kembali menegur, Aku yakin lagi banyak dosa atau sedang tidak bahagia. Kali ini sepertinya keduanya. Tuhan mencuciku agak lama dari biasanya. Mungkin jika jatuh cinta, sel imun ku akan melimpah. Mereka akan berjejer, saling menempelkan betis sampai ke pipi, menangkal alergen yang mengancam tubuhku. Kau tau kan, mereka selalu mengincarku, seperti semut yang mengintai permen. Aku terlalu manis..heee,  Kau pasti menyangkal ini.

Heiii..!! Aku akan berhenti menggoda mu. Simpan aku dengan baik di pikir mu, tengok sesekali jika rhinitis ku kembali. Heee, jangan segan menkuatirkanku, Aku akan senang mendengar omelanmu walau aku teman yang tak tau diri. Tak akan kucoba definisikan maknanya, kita biarkan saja hingga  mewujud pada saatnya. Apapun itu...
Terima kasih



*at Perpustakaan dgn common cold dah 6 hari

2013/01/08

...menjadi "kita "



Beberapa hari ini aku jadi aneh. Tiba-tiba memikirkanmu lebih lama, padahal kita telah  bersama lama hingga hadir tak lagi lama saling mencari.Telah saling mengetahui, menemani, menyayangi. Kau tersenyum, tertawa, membayarkan makan, membawakan barang, mengangguk, mengingatkan, menegur. Tak ada yang baru, khusus, spesial. Hanya dirimu yang biasa, tapi aku tak lagi biasa. Padamu, aku sepeka putri malu, menganggap tingkahmu karenaku, untukku. Kau akan tertawa bila mengetahuinya. Bersikap tak perduli, memainkan retorika penghindaran. Dasar angkuh atau pemalu, entahlah...topengnya terlalu tebal.

Jangan besar kepala dulu, Aku tak akan mengejarmu.  Kau tetap mengorbit di lintasan yang sama kan? Aku pasti tahu harus mencarimu ke mana. Saat ini, aku hanya akan diam, mengamati dalam senyap. Walau sangat ingin mengatakan.....
"Aku akan menunggu jika Kau memintanya !" heeee


*at Dunkin dgn Arum dan teh hangat