2016/12/28

Sepatu yang "Pas"


sea, boots, and shoes image
Find Yours
Haiiiii...
I can't say that this time is d' worst phase of my life, but one of them...

Urusan jodoh selalu membuat depresi, merusak hubungan dengan teman bahkan orang tua dan menurunkan kepercayaan diri hingga ke dasar. Saat ini, semua orang tiba-tiba merasa bertanggung jawab untuk hidupku. Seolah urusan jodoh ini membebani mereka. Sebenarnya, saya merasa terharu dan berterima kasih sepenuh hati. Ini bukti sayang mereka dan saya sangat menghargainya. Masalahnya adalah, jika mereka seolah menarik siapa saja di jalanan agar persoalan ini selesai.
Mereka malah membuat hidupku semakin menyedihkan.

Menurutku...jodoh itu seperti sepatu. Kita butuh banyak faktor sebelum memilih sepatu. Mungkin kita sangat menyukai sebuah sepatu tapi karena terlalu mahal, atau tak tersedia di sekitar maka kita tak dapat memilikinya. Sepatu murah dengan ukuran yang pas tetapi modelnya tidak sesuai juga tak bisa jadi pilihan. Sepatu bagus, model menarik tapi jika tak ada ukurannya juga tak bisa di miliki. Bagaimana jika seseorang membawakan sepatu dengan ukuran yang pas tetapi bukan selera kita. Ini juga tidak akan membuat bahagia. Mungkin kita akan mengambilnya, tapi yang terjadi selanjunya..sepatu itu akan tersimpan di lemari, mungkin hanya akan dipakai sekali itupun dengan kepercayaan diri yang merosot jauh. Ini bukan soal harga, bukan soal model, bukan kualitas karena apapun akan bisa menjadi alasan yang membuat sepatu itu tak nyaman. Ini tentang rasa saat memakainya. Rasa yang "pas". Rasa itu menjadi jaminan untuk kenyamanan yang diberikan. Saat semuanya "pas" maka sepatu itu akan jadi harta yang paling berharga, bahkan saat dia mulai luntur, kusam dan menua.

Apa cuma diriku yang urusan jodohnya serumit ini? hehehehe. Saya ingin memberi bahagia untuk semua orang..karena saya pun adalah orang...maka termasuk memberi bahagia untukku. Berharap segera dimudahkan semuanyaaaaaaaaaaa. Jika tidak, mungkin saya harus segera mencari psikolog, rasanya batas kewarasan mulai mengabur. ;((



2016/08/16

PENGANGGURAN TEMPORER

Jobless

HAAAIIIIIIII!!!!!!

I miss this a lot, sharing anything in this site. Aku hanya cukup memuntahkan banyak, semua obrolan di dalam kepalaku. Cukup membaginya di sini dan malam nanti Aku akan tidur senyenyak bayi yang baru saja menyusu, tidur kekenyangan.

Nah..ini critical point, Aku memiliki antrian pikir, ide, masalah, ganjalan, apalah namanya...sesuatu yang mendekam di dalam kepala, semuanya menunggu gelisah untuk segera dimuntahkan, ada yang masih berbentuk, ada yang akhirnya mencair, ada yang bergabung dengan lainnya membentuk rupa baru. Sayangnya,  Aku tak dapat menemukan kata yang mampu menerjemahkan mereka dan biasanya akan berkahir dengan Aku tak menuliskan apapun. Mereka mengutukku.

Mmmm...bagaimana jika Ku coba memulainya dengan hal sederhana, seperti "bagaimana rasanya selesai sekolah??" Berikan selamat padakuuu...hehe. Aku akhirnya lulus juga setelah 11 semester yang penuh haru biru. Seharusnya Aku menamatkannya setahun lalu. Tak ada alasan pasti, hanya terjadi saja seperti itu, waktu terlewati. Jika boleh, Aku menyesali banyak hal karena terlambat selesai seperti wisuda yang tak akan di hadiri orang tua tercinta karena mereka pergi Haji, atau harusnya Aku dah punya duit banyak saat ini. Tapi masa lalu bukan sesuatu yang bisa  diubah, disesali dan diterima saja lalu disyukuri.

Nah, "RASA" nya pa? Lega mungkin, seperti perasaan setelah buang hajat. Bayangkan menahan pup yang sudah di ujung tanduk, dalam mobil bersama beberapa teman yang sedang ngobrol asyik tentang rencana nonton dan terjebak macet, terus tiba-tiba kemacetan terurai, jalanan lancar dan mobil singgah isi bensin yang artinya waktunya ke kamar mandi. Leganya seperti itu, hanya saja tak bertahan lama. Sehari, dua hari dan tiba-tiba hidup rasanya tak bertujuan. Awalnya menyenangkan, tidur tanpa kuatir lupa membaca buku, bangun tanpa kuatir terlambat ke sekolah, bisa baca novel tanpa merasa bersalah, streaming film seharian ataupun hanya berguling-guling di tempat tidur. Lalu, semuanya kembali membosankan. 

Yaah.. Aku menjadi "Pengangguran Temporer". Kata mereka, nikmati saja..liburan dulu sebelum kembali sibuk. Tapi liburan butuh duit cynn, dan pengangguran berarti tidak produktif termasuk tidak memproduksi duit. Menyedihkan yah!

Jika ada yang bisa saya petikkan pelajarannya, ada beberapa tahap yang akan dilalui setelah selesai sekolah, mau selesai S1, mau S2, S3 dan seterusnya. Pertama..rasanya "LEGA" kemudian " GAMANG" kemudian "BOSAN" sampai menemukan kesibukan baru, tujuan hidup yang baru dan kita akan kembali 'HIDUP" Agar fase itu dilalui dengan nyaman dan aman, siapkanlah bekal duit sbeelum selesai sekolah. Semoga pesan ini ada manfaatnya, Hehehehe.

Jangan lupa jika "HIDUP = PRODUKTIF" :))