2013/03/22

"Calling at night..Kekasih atau Pasien??"

Pic from here
Jika seseorang menelponku tengah malam buta, saat mata harusnya terkatup di ranjang, Aku akan menerimanya dengan sejuta tanya. Siapa, apa, mengapa? Kebiasaan menjaga kKinik 24 jam membuat pola pikir menjadi waspada untuk sapaan di malam hari. Mungkin jika ada kekasih, Aku tak perlu menduga terlalu jauh. Toh....siapa lagi yang akan menelponku selain dia dan pasien. :)

Malam ini, telpon ku berdering, dari dia yang harusnya sudah terlelap bersama yang lainnya di rumah. Aku benar berharap bukan kabar buruk. Dia mulai menyapa, bercerita terlalu riang untuk suasana malam, sesekali tertawa tanpa ada lelucon, seperti orang yang jatuh cinta atau menang undian duit segudang. Kupikir Aku salah orang, mungkin saja bukan dia yang kukenal, dia yang memiliki intonasi datar berwibawa, penuh gumaman dan kantuk kebosanan. Aku seketika mencari jati diri suara yang sepertinya kukenali tapi tetap meragukan, menelusuri aksen miliknya, menelisik tawanya, menggali ceritanya.

Aku iri dengan keriangan itu, saat Aku menderita insomnia sebagai penanda kebosanan hidup. (Aku menduganya, bukan bermaksud tidak bersyukur, hanya sepertinya ada yang salah dengan siklus semesta). Sesuatu membuatnya senang dan pikirku bertanya seberapa penting untuknya bercerita padaku di  malam buta, yang munngkin berarti Aku cukup bermakna untuknya. Karenanya Aku berubah penting malam ini dan ternyata menyenangkan mengetahuinya walau Aku membuat preposisi kesimpulan sendiri tanpa kalirifikasi.

Kukira tak apa bila dia melakukannya lagi suatu hari (berharap saat itu Aku masih terjaga), sekedar bercerita dan berbagi tawa. Hanya saja, Aku bisa saja salah paham padanya. Bukankah hanya kekasih dan pasien yang biasanya menelpon di jam tidur?? 
.....dan dia, agak sulit untuk keduanya. Heeee...


*sleep tight this night.

2013/03/19

"Pagi....!!!"

pic from here
Menyukai udara dingin yang menyerbu ke dalam kamar di subuh hari saat pintu terbuka. Lampu kamar kost yang kumatikan, siaran radio pagi yang mencecap tak henti, bising kendaraan dan cicit burung yang meninggalkan sarang, laptop yang menyala, sarapan pagi ala kadar (kentang goreng + telur mata sapi + jus jeruk). 

Ini melenakan...terlalu syahdu untuk memaksaku mandi pagi, ke sekolah, dan menemukan kekasih. 
Heheehhee...Aku telanjur cinta pada pagi.



*selasa pagi, pukul 06:00, mencoba mengingat mimpi semalam


2013/03/14

"Tulisan untukmu sore ini"

Hari ini dipenuhi senyum yang terus bergerak bersamaku. Bukan hal yang kuimpikan tapi menemukannya seperti kisah cinta yang membuatmu ikut terhanyut dalam gelombang alur yang membabi buta. Dia di sini, menepuk bahu, menawarkan genggaman, merengkuh dengan tatapan. Aishh...masih saja, menegur atau membiarkannya tak akan merubah apapun. Toh, dia jarang mendengarku, dia kembali mencintai rokok. Apa dia menggantiku dengan sebungkus rokok?? Dasaarr...mungkin benar bahwa pria tak pernah bertambah dewasa, mereka hanya menua. Heee

Yahh...kami bertemu kembali. Pikirku berubah pikuk, menimbang dan mengukur salah benar dari laku. Aku tak menemukan perbandingan yang tepat jadi Aku meninggalkan keramaian di kepalaku, menikmati malam kami di tenda luar J.co. (Lagi-lagi Aku mengalah dengan rokok yang sedang mencuri hatinya).

Kukira, ini hanya obrolan singkat, pertemuan yang menyenangkan. Apapun yang menyelinap di hati, membunyikan lonceng atau memukul gong di dalam sana, akan tersimpan tanpa kata. Sedikit kebijakan dari keabsurdan bahasa tubuh yang menggelisah. Berharap tidak menyisakan sakit, resah atau pertengkaran yang menyedihkan. Kita semua harus bahagia kan, terutama untuknya yang selalu menunggu mu. Sampaikan padanya, Aku menyayanginya.


*terima kasih u sepatunya, kau melihat Aku memeluk mu kan?^-^