2015/03/29

"Trampolin Semesta..Don't Let Me Play Again With You!!!"

This sport of part of my
Playing trampoline like our lifes, up and down...


How’s my life…?

Stagnasi di satu titik selalu menjadi hal yang menyebalkan. Pikiran dan jiwa rasanya beku, semakin berat hingga pelupuk mata terpaksa mengatup. Tidur..? Sayangnya tidak…kalaupun iya, jauh dari lelap. Kepalaku terlalu penuh, hiruk pikuk seperti genderang yang ditabuh tanpa henti.
Kemarin, Tuhan sedikit memberi kejutan. Sesuatu yang tak pernah terpikir karena saya pun sudah membuangnya jauh. Saya memutuskan tidak ada celah tempat cahaya bisa masuk memberi jalan hingga saya memutuskan untuk berhenti saat itu, mengemas semua harap, khayal-khayal yang tampak menyenangkan. Saya pun lupa tentangnya.

Siang terik dan kami memutuskan untuk mencari sejuk di sebuah mall setelah tak ada rekomendasi tempat  lain yang masuk akal untuk sekedar duduk, membuka laptop, sedikit ngobrol dan mencecap kopi. Saya tidak berharap bertemu siapapun, hanya ingin duduk di sana, mendengar cerita dari sahabat saya yang cantik tentang hidupnya yang baru (dia baru saja menikah) dan menyelesaikan proposal yang harusnya sudah selesai sejak beberapa bulan lalu. Keinginan saya sederhana bukan? Hingga semesta ingin bermain-main.

Dia berdiri di sana, saya  bahkan bisa mengenalnya dari punggungnya. Hebatkan? Seseorang yang baru beberapa bulan lalu mengambil satu tempat di hati, dengan interaksi yang sangat minim, kisah yang berakhir bahkan sebelum dimulai. Dia berbalik saat saya dengan impulsif seperti biasa, meneriakkan namanya. Jika ada kamera saat itu, saya akan minta seseorang merekam perubahan mikro dari otot-otot wajahku. Hatiku yang seketika terbangun dengan semangat membara tergambar dari binar mata dan senyum lebar, sepersekian detik logika menegur untuk menurunkan harap, membuat ragu menahan ekspresiku. Saya tidak mengharapkan pertemuan ini. Sungguhhhh…!!
Kembali..jatuh cinta tanpa aba-aba, setiap cerita yang terus dituturkannya seperti dongeng yang kurindukan. Kehidupan yang mengagumkan, ide-ide spektakuler…bagaimana saya bisa menahan diri tidak menyukainya? Hanya beberapa jam dengannya membongkar tatanan hidupku yang rapi untuk beberapa minggu ke depan. Tapi..karena ini terlalu sayang untuk dilewatkan..tak ada salahnya untuk menikmatinya saja kan.

Hei kamu…saat tatap kita bertemu, lihat pupilku yang melebar…saat melihat wajahku, lihat senyumku yang sangat lebar hingga deretan gigiku ikut menampakkan diri..saat duduk di sampingku, lihat arah ujung kakiku, mereka menunjuk padamu. Saya memberikanmu tanda sebanyak itu. Sesuatu yang sudah ditetapkan semesta hingga saya melakukannya tanpa sadar. Sesuatu yang tak perlu dipelajari karena melekat dalam diri kemanusiaan setiap orang. Sesuatu yang rasanya tak perlu kuabadikan dalam kata untukmu memahaminya. Tapi…hampir yakin, walaupun saya menyangkalnya berulang kali, dia bukan tak memahaminya, dia tak mau mengetahuinya. Menganggap sesuatu tak ada terkadang lebih mudah dan jalan untuk hidup tetap berlanjut tanpa masalah baru.

Kupikir pertemuan itu sebuah petunjuk dari semesta, tapi ternyata hanya sesuatu yang menyela hidup. Mungkin semesta hanya ingin menggodaku. Terima kasih..rasa yang sepertinya sedang bermain trampolin, beristirahatlah jika sudah lelah. Turun dari sana, seka keringat yang bercucuran dan selesaikan tawamu. Bagian menegangkannya sudahi dulu, kembalikan hati ke jalan lurus.

Ingatkan saya untuk lari saja saat melihatnya suatu hari nanti. Semua ceritanya membuat kewarasan hilang selama berhari- hari. Jika saya masih memiliki energi untuk kembali ke trampolin yang baru saja kumainkan…mungkin saya akan menghampirinya. Jika saya sedang gila, saya akan menanyakan ini “ Yakin, tidak menyukaiku? Bukankah kita memberikan tanda semesta yang sama saat bertemu (walaupun  yakin, saya yang paling menunjukkannya)?”


Jangan berkata “tidak”, kumohon. Cukup berikan tawamu dan mari kita melupakan semuanya. You never hear me said something like that,coz I never said it. Deal!!!

2015/03/15

Let's Play!!

♕ MYSATISFASHION
Let's Play?? hehehehe
Haii..lama meninggalkan tempat ini, dan saat kembali ternyata masih tetap sama. Saya membayangkan seperti kamar tua di loteng yang debunya setebal 10 cm, menyambut di depan pintu sarang laba-laba yang dengan rapuh terseret di rambut. 

Saya sepertinya terlalu malu dengan tulisan saya yang terakhir, hngga saya berpikir untuk menutup blog ini, dan membuat yang baru. Kemarin, itu semacam pengakuan "cinta" yang tergesa-gesa hingga saya menyalahkannya untuk semua kecanggungan setelahnya.  But..you couldn't take back your act, so I accepted all of d' consequences and forgive my dumbness.

Saya sedang menikmati hidup..rutinitas, riuh redamnya, gelak tawanya. Tapi kapan sih saya tidak mensyukurinya..bahkan saat saya mengatakan ingin lompat dari balkon, atau menebak alasan apa yang bisa membuat saya berbaring di rel kereta menunggu rodanya melindas. Hahahaha...pikiran saya kadang agak aneh. Untungnya, itu semua hanya lintasan ide, datang dan pergi tanpa bekas. 

Saya belum berhasil menjalin hubungan yang benar-benar serius juga hingga saat ini. Mmmm..saya sama penasarannya dengan mereka yang terus bertanya. Menurut kalian..diantara berjuta umat di dunia, manusia yang lalu lalang itu..mengapa mereka yang melintas belum ada yang  percaya diri menarik tubuhku yang sibuk bersenang-senang, mengikatnya agar tak mampu berlari lagi. Biarpun saya meronta di hati dan pikir, dia tetap di sana meyakinkanku kalau hidup akan tetap baik-baik saja. Tidak cukup denga menepuk bahu, menyikut pingang, mencubit pipi atau bahkan hanya menyapa galau. All of us busy to make life, so need big crush to make us notice each other.

You..out there!! I just need you hold tight your confidence, keep your superiority complex  in front of me, show me that you're d' leader and i will give you all off my life...and please, give me my space even I'm with you coz I have had my big dream before we met. Is easy, isn't?