Try....count on me! Hee |
Aku berceloteh banyak mengalahkan anak ayam jika bersamanya. Aku tak pernah tau dia mendengarkanku dengan baik atau tidak. Dia tak pernah menatapku saat aku bercerita. Dia selalu sibuk, memandang jauh ke depan, melihat sekeliling, menatap layar ponselnya, apa saja selain padaku. Maka aku akan terus bercerita, terus bertanya tanpa peduli.
Biasanya dia akan menoleh padaku dengan kesal.
"Kamu terlalu banyak bertanya..!" ujarnya dan aku pun diam dengan senyum tersembunyi. Bukan diam menyesal telah mengganggunya, tapi diam kepuasan telah membuatnya menyadariku.
"Heiii...Aku senang bertemu denganmu," Aku hanya ingin mengatakan ini sebenarnya. Heeeee
Aku terlalu sering merajuk seperti adik kecil yang meminta mainan, merengek seperti kekasih yang meminta diantar pulang. Dia kadang bergurau aku bisa menghalangi jodohnya. Terlalu sering berdiri di sampingnya bisa membuat orang salah paham. Walaupun tak percaya, tapi rasanya bersalah juga. Mungkin nanti kuputuskan untuk diam saja. Seharusnya dibiarkan menempel seperti anak ayam yang mengikuti induknya saja sudah cukup....sepertinya.
Aku memikirkannya, tapi tak menemukan jalannya. Aku tak mungkin menjauh, tak bisa. Aku hanya memiliki mereka, hanya memilikinya. Ada banyak lainnya, tapi yang lain bukan mereka. Aku akan terus mendekat, merengek, merajuk. Tapi sesekali aku akan belajar diam. Mungkin sesekali menghilang, jadi jangan mendorongku terlalu jauh. Itu...membuat sedih. :(
"Bersabarlah padaku beberapa saat lagi, hingga kutemukan rumahku!!"
*Huaaaa...ingin makan bubur Manado, traktir yakk...!! Heee...Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar