2013/05/27

" Not Pill..just My Hug!!"

Sleeping-pills_large
pic
Dia mencukupkan sedihnya hanya dua hari, setidaknya dia bertekad. Setelah seharian hanya duduk menatap dengan pandangan kosong, membiarkan pikirannya tersesat entah di mana. Dia bahkan mencari pil tidur dan menyesal tak pernah menyimpannya satu. Aku tak dapat memaksanya beranjak, karena dia tak sedang hidup. 
Kemarin, Aku pikir dia mulai gila. Menangis sambil tertawa, tiba-tiba diam lalu menangis lagi. Aku hanya bisa menyeretnya ke tempat tidur, mungkin lebih baik bila dia terlelap, baik untuknya dan untukku. Tapi bukan dengkuran yang terdengar, malah isakan di bawah bantal. Ini mungkin tak bijak, tapi Aku harus membuatnya tidur. Ada gunanya banyak tahu tentang obat-obatan di kondisi seperti ini. Obat alergi yang banyak di kamarnya, salah satunya memiliki efek sedasi. Maka ku berikan padanya..dan Dia tertidur.

Pagi ini, Aku menunggunya terbangun. Berharap dia kembali di pusaran yang benar....5 menit berlalu, menyusul 15 menit, hampir setengah jam dan Dia tak juga bergerak. Aku panik, mengguncang tubuhnya dan memanggil namanya kencang. Dia menggeliat, seketika memelukku erat.
"Aku lapar.." katanya.
Kami tertawa bersama. Kedua matanya sembab seperti mata kodok, tapi dia tersenyum. 
"Apa yang membuat mu gila, kemarin?" tanyaku.
"Aku patah hati..!!" dia mengangkat bahu. Anak ini tak pernah kapok. Kisah yang sama dengan akhir yang sama. 
"Aku sepertinya akan menyimpan obat tidur di kamar ini," ujarnya sambil berjalan ke kamar mandi.


"Aku takut tak dapat membangunkan mu....jika masih ada lain kali." Ku ucapkan dalam hati, diam.

*...you just need my HUG, and you'll be okay!!

2013/05/26

"Hidup itu --> Mengalir seperti Air!!"

Large
pic
"Bergeraklah bersama alam, mengalir seperti air." 
Dia mengatakannnya padaku di suatu malam saat mengetahui Aku menangisinya. Menjadi seperti air...mengikuti arus, menyesuaikan kecepatan, tidak mencoba melawan pola yang ada. Air selalu menuju muara, berpindah dengan tarikan gravitasi yang merupakan hukum alam untuknya.  Air hanya mengetahui satu ketetapan yaitu dimanapun dia berada, dia harus kembali ke muara. Tak ada koordinat pasti dimana perjalanan akan berakhir. 
Air memahami bahwa petunjuk selalu ada di titik terendah yang dapat dicapainya. Jika dia tak lagi mengalir, maka itulah muara, rumah tempat dia harus pulang. Aku seketika yakin air adalah makhluk yang sangat sederhana, penuh kesabaran dan rendah hati dalam perjalanannya. Dia tak memaksakan diri, maka dia cukup menelusup di celah bebatuan, mengembun di dedaunan, menetes di bebatuan. Dia pun dapat membobol pegunungan. Bukan karena kemarahan, tapi  hanya bergerak dalam kesederhanaan tujuan yang ternyata menjadi kekuatan terbesarnya. Tuhan menciptakan sunnatullah untuk makhluknya, ketetapan yang harus dijalani dan itulah semesta. Maka tak akan ada hal yang buruk jika kita bergerak bersama semesta.

Dia bersama alam, katanya. Maka Aku tak punya alasan untuk bersedih.

Apakah telah benar memahami pesannya, Aku tak tahu. Bagiku, manusia adalah kerumitan. Kita memiliki hati yang terus bergerak, kadang menuju cahaya ataupun malah bersembunyi darinya. Itu mengapa kita adalah makhluk tertinggi, karena Tuhan tahu betapa sulitnya menjadi manusia yang benar. Kesadaran akan hidup, membuat kita berjuang setiap waktu. 
Sifat "wahmi" yang diberikan Tuhan menghidupkan segalanya di semesta. Aku sering berpikir, mencintai adalah hal yang sangat merepotkan. Terlalu mencintai akan memberimu kebahagiaan, tapi juga kesedihan. Ketakutan jika dia meninggalkanmu. Jika dapat, maka Kau akan memilih mengikatnya bersamamu agar dapat mengawasinya setiap saat. Kehilangan dia atau mereka yang dicintai, adalah hal yang paling buruk. Aku sering terbangun tengah malam, dan menangis hanya karena mengingat suatu hari orang tua, saudara, keluarga, dia, mereka, Aku dan Kau akan pergi. Seperti yang dia katakan, "tak ada pesta yang tak berakhir." Itu konsekuensi dari mencintai, kesedihan mendalam saat kehilangannya, dan kesadaran bahwa itu adalah kepastian. 
Large
pic
Aku sering penasaran mengapa manusia membunuh dirinya, tidak mencintai hidup. Apakah mereka telah melalui kontemplasi yang mengantarkan kesadaran bahwa Life is Suck!!! ?? Yahh..sometimes, we feel that too. Tapi, keteraturan adalah hal yang membosankan, kita butuh sedikit gila, sedikit rumit. Apapun badainya di malam hari, kita hanya perlu bertahan karena pagi pasti akan datang dan semuanya berakhir. berganti cerah. Walaupun badai yang lain akan segera tiba. Kita cukup bertahan lagi, begitu seterusnya. Jika bosan bertahan, maka hiduplah bersama badainya, tapi jangan sampai mati. Lagipula mereka mungkin lupa, semengerikannya hidup ini, hidup setelah mati sepertinya lebih mengerikan lagi. 

"Ini akan berakhir, suatu hari. Tentunya dengan akhir yang baik karena Aku bersama alam." 
Aku tersenyum saat mendengarnya. Dia sepertinya bukan memberitahuku, tapi lebih meyakinkan diri sendiri. Aku sedih karena dia berada dalam kerumitan yang ada. Berdoa dan berharap, semua akan berjalan seperti apa yang diyakininya. Bukankah Tuhan menghakimi berdasarkan apa yang kita yakini, karena perjalanan keyakinan itu pun adalah gerak Ketuhanan?

Aku telah belajar tentang air darinya. Tapi Aku juga meyakini, seperti avatar...manusia adalah alam itu sendiri, maka kita memiliki sifat air, angin, api dan tanah. Mungkin lain kali, kita harus mempelajari unsur yang lain, biar hidup ini  terasa lebih mudah. 
Hidup adalah bergerak mengalir dan belajar....terus belajar menjadi benar . :))

*..."Tolong, jangan menkuatirkanku, karena Aku akan lebih kuatir karenanya!" Heee


2013/05/23

"Always rush..always late too !!"

Large
pic from here                    


Satu setengah bulan ini, saya dititipkan di tetangga. Kalau biasanya hanya bergelantungan antara alveoli, sekarang saya berdiam di bilik-bilik Jantung untuk sementara waktu. Heee..singkatnya, saya lagi stase (baca: tugas) di RS Harapan Kita, pusat rujukan nasional untuk penyakit jantung. Stase luar (baca : selain RS Persahabatan) pastinya selalu menyenangkan. Suasana baru, teman baru dan kesempatan kabur selama jam sekolah. Tapi bukan itu...ada hal lain yang lebih menarik.

Kami diharuskan masuk pukul 7 pagi, yang berarti saya harus meninggalkan kost-an di Rawa Mangun sebelum pukul 6 pagi karena jarak RS Harkit sangat jauh. Saya sebenarnya menyukai udara pagi di atas metro mini, menyaksikan semua ketergesaan dari jendela, dan menjadi satu diantaranya. Jakarta menggeliat bangun dengan semua kebisingan dan riuh pagi, itu menyegarkan. 
Hanya saja, untuk tiba di RS Harkit saya masih harus naik Bis 213 arah Grogol. Kalau kalian pernah naik bis itu, kalian pasti dapat membayangkan kegilaan yang saya alami. Bis itu tak pernah sepi di pagi hari, selalu penuh dalam artian semua bangku terisi, dan penumpang yang berdiri di tengahnya bisa sampai 3 baris, belum lagi yang berdesak di pintu belakang. Saya merasa seperti ikan asin yang ditumpuk dalam keranjang, atau korban human trafficking yang akan di jual keluar negeri, imigran gelap yang coba diselundupkan. Kami dipaksa berjejalan, saling menempel, bertukar aroma tubuh yang tak lagi beraroma. Lebih gilanya lagi, bahkan dengan tumpukan manusia yang melebihi kapasitas, supir bisnya tetap menyupir seolah dikejar setan, seolah dalam lintasan balap F1, seolah dia Don Toretto di Fast & Furious. Saya yakin dia menyangka kami semua ayam yang harus segera diantar ke pasar untuk di potong. Mungkin dia bermaksud baik, agar kami cepat sampai di tujuan, tapi dia lupa kalau dia pun bisa mengantarkan kami dengan cepat ke kubur. 

Kalian tau, bis dan metro mini tidak pernah benar-benar berhenti saat menurunkan penumpang? Kondekturnya akan berteriak "YAHHHH, KAKI KIRIIII..KAKI KIRIII!!" Itu untuk mencegah kita jatuh, karena mereka hanya melambatkan kendaraannya. Mereka bahkan tak perduli menurunkan atau menaikkan pennumpang di tengah jalan ataupun di pinggir jalan. Kemarin, seorang teman tiba-tiba mengajak berlari mengejar Bis 213 yang hanya melambatkan lajunya di tengah jalan. Kami mencari celah di antara mobil yang melaju, seperti remaja depresi yang ingin bunuh diri dan kematiannya menjadi sensasi. Rasanya  harus punya tujuh nyawa seperti kucing. Harus selincah belut, sewaspada nyamuk karena Bis 213 juga memiliki rekor "copet" dan " tukang palak". Lengkaplah kesan kota metropolitan darinya.

Saya mencoba melihatnya dari sudut yang menyenangkan. Kalau ini bukan hal yang buruk. Pengalaman yang seru, menganggapnya petualangan, cerita-cerita baru dalam perjalanan hidup. Pastinya saya beruntung mengalami semuanya, termasuk kejadian hari ini. 

Saya mencoba jalur baru untuk balik ke Rawa Mangun. Karena tidak ingin mengejar bis dan kepanasan, saya memilih jalur TransJakarta dari Grogol ke Pulo Gadung, dan dari sana tinggal ganti angkutan sekali untuk ke Rawa Mangun. Sebenarnya semua terkendali sampai saat saya ketiduran dan terbangun tiba-tiba,  tak berpikir panjang turun dari bis TransJakarta yang kebetulan lagi singgah di salah satu halte. Saat busnya pergi, baru tersadar telah salah turun, halte yang saya tuju ternyata masih berada di depan. Akhirnya, saya berdiri bengong di pinggir jalan yang entah di mana, berusaha mengenali petunjuk dari angkutan yang lewat.  Saya mencoba naik angkutan dengan tulisan Kampung Melayu, berharap mendapatkan petunjuk dari jalur yang akan dilaluinya. Tapi sampai setengah jalan, saya yakin tidak mengenali apapun dan memutuskan untuk turun mencari taksi. Niat menghemat, malah jadi bankrut. Apes...!!

Ini bukan pertama kali saya kehilangan arah. Terdampar di daerah antah berantah hanya karena tertidur, salah naik angkot, lupa harus ke kiri atau ke kanan. Saya buruk dalam hal mengenali arah. Tapi semuanya terasa menggelikan sejauh ini, saya cukup menikmati dan cukup terhibur. Bukankah, kita harus tersesat dulu agar tahu jalan yang benar? Heeeehe
Bareng Mba Astri (lg stase Anak RSCM) dan Mba Nila (yg ngambil foto),
nunggu di Poke Sushi sebelum nonton The Great Gatsby @Blitz GI 
Saya masih akan sebulan lagi di RS Harapan Kita. Bukan hanya belajar tentang Jantung, saya belajar mengenai arah, mencari jalan, mengunjungi tempat baru. Bahkan lebih dalam lagi, saya belajar tentang hidup dari mereka yang beriringan ataupun beririsan setiap harinya.

In this town, we always rush...and seems always late too. You can see from the face of people in a road, include...me. :)) 


*...lagi merindukan rumah :(




2013/05/19

"Hari Asma 2013 - RS Persahabatan"

Residen Paru FKUI

Perayaan Hari Asma Sedunia 2013 dipusatkan di RS Persahabatan dengan puncak acara “ Senam Asma Massal “ yang dihadiri seluruh Komunitas Asma di Jakarta.

...ntar lagi jadi "Pulmonologist":))
Pagi itu langit memercikkan rintik yang tampaknya enggan berhenti tapi tidak mengalahkan semangat kami, khususnya Ibu, Bapak dan Para Lansia. Mereka tetap menunggu, menikmati rangkaian acara hingga langit berhenti menyirami, membiarkan kami Senam Asma tanpa basah kuyup. Heeehe
Hari Asma 2012 @Senayan

Hujan berganti mendung akhirnya.....dan Selamat Hari Asma Sedunia untuk kita. JJ


*" Senam Asma " will improve your quality life. 
    Join with us every Sunday Morning 06:00 PM at RS Persahabatan.

2013/05/15

"Coffee Morning"



I realize one thing this morning, coffee in early morning make me wake up all day. 

pic frome here


I always sleepy actually, always yawn in a class, hungry too.

I thought, my brain lack of oxygen so make me lack of interest to anything, make me bored. May due to I forget my breakfast. My body doesn't get the glucose that they need to produce the energy. Another reason is may I have OSA (Obstructive Sleep Apnea) so my body doesn't get  more serotonin at night, ruin my circadian cycle. I don't know...may I just need fall in love, heeeehe....


But...now I find the solution,I just need caffeine, a can of cold coffee latte and I will cheer up all day long.
For short time..that is really help. :))

2013/05/14

No School= No Stress

pic from here
Sepertinya sebulan ini akan sibuk, mulai dari naskah kabaret yang tak kunjung selesai, judul Referat II yang belum juga ada sampai harus membuat  penelitian dalam waktu sebulan ini, untuk diikutkan Pertemuan Ilmiah Respirasi di Jepang.

Rasanya mau kabur saja, melarikan diri ke kolong ranjang, menelungkup diam di sana.
Tapi hidup..yahhh, ini.
Kadang cukup berjalan, loncat sedikit, berguling, merayap kalau perlu, atau berjongkok sementara waktu sebelum kembali berlari. Jadi, kunikmati stres yang menusuk-nusuk kepala, menghantam dengan Godam Raja Thor, memecah otak dan membuatnya jadi bubur. (Penggambarannya berlebihan heehehe)

Masalah itu hal biasa kata Ibu, kita cukup menyelesaikannya dan dia akan segera berlalu.
Fighting..!!!


*....lg ngobrol di Poli Asma

2013/05/13

"Clinomania - excessive desire to stay in bed"

pic from here
Perempuan itu memilih tidur, selalu...tiap segalanya berubah meletihkan. Bukan hanya raga, tapi rasa dan pikir pun letih. Jika hanya raga yang letih, dia cukup diam menarik napas perlahan, memesan segelas teh manis, segelas jus Alpukat, sepiring Ayam lalapan ditambah semangkuk bakso tanpa mie atau bihun. Bagi perempuan itu, letih raga sama dengan lapar,obatnya makan banyak.
Tapi kali ini, rasa dan pikirnya letih dan dia ingin berbaring, menutup mata, memeluk lelap hingga mimpi tak berani mendatanginya.

Pukul 00:00
Terbangun, layar ponsel menunjukkan "9 panggilan tak terjawab". Perempuan itu menguap, kembali tertidur. 

- Segala tentang mu menyenangkan, tapi terlalu sering meletihkan -
*message delivered


#pagi di kost-an, menunggu waktu ke sekolah