Seperti bermain trampolin, rasaku kadang melompat tinggi, melejit dan kembali jatuh dengan cepat, menapak dan melontar kembali. Jika kutemukan rantai, akan ku ikat kakiku, kuborgol agar tetap menjejak tanah. Rasanya ingin mengintip ke dalam pikirnya saat pandangan kami bertemu. Mungkin ada celah di antara irisnya yang dapat kudaki. Menelusup ke dalam dirinya, memunguti petunjuk dan merangkai satu cerita tentangku.
Aku mulai letih menebak, bosan mengira makna, suntuk menunggu akhir cerita. Mungkin sudah waktunya kembali pada "kita" yang dulu. Pada diriku yang tak melihatnya berbeda, tak mencari makna lain dari lakunya, tak menyadari hadirnya. Menghentikan hati sekarang atau nanti, apa mungkin akan mengubah "kita" ?
Aku membuatnya semakin serius, padahal dia mungkin sedang tidur nyenyak di sana, atau menikmati tawa bersama orang lain. Issshh..he becomes more annoying.
Hehehee...if I'm with my rasionality, I prefer not to be here. I will not stand in his line. Just want to be a good friend that he finds when he needs.
Better for me..
*menunggu subuh setelah melakukan hal bodoh..hee